DUNIAOBERITA - Truong My Lan, seorang Crazy Rich asal Vietnam, gagal dalam upaya banding atas vonis mati yang dijatuhkan kepadanya terkait kasus penipuan terbesar dalam sejarah Vietnam senilai US$12,5 miliar atau sekitar Rp190 triliun. Keputusan tersebut diumumkan pada Selasa, 3 Desember 2024.
Meski kalah dalam banding, Lan masih memiliki peluang untuk lolos dari hukuman mati. Syaratnya, ia harus mengembalikan sepertiga dari total uang yang digelapkan, yaitu sekitar US$9 miliar atau sekitar Rp142 triliun jika dikonversi dengan kurs Rp15.850.
Menurut laporan CNN Indonesia, vonis mati dijatuhkan oleh pengadilan di Ho Chi Minh City. Penangkapan Lan terjadi pada Oktober 2024 setelah terungkapnya manipulasi sistem perbankan yang ia lakukan. Skandal ini mencuat saat gelembung properti di Vietnam pecah, menyebabkan kredit macet dan krisis keuangan pada sejumlah bisnis yang terkait dengannya selama pandemi COVID-19.
Penahanan Lan memicu aksi protes selama seminggu terhadap Saigon Commercial Bank (SCB), pemberi pinjaman terbesar kelima di Vietnam, yang diduga terlibat dalam kejahatan tersebut. Meskipun secara hukum Lan hanya memiliki 5% saham di SCB, jaksa menuduhnya memiliki kendali tidak langsung atas 91,5% saham bank tersebut. Ia juga dituding menyuap regulator dan pejabat bank untuk menutupi jejak kejahatannya.
Lan bersama puluhan kaki tangannya dituduh menggelapkan dana dan mengambil pinjaman ilegal melalui jaringan ribuan perusahaan cangkang selama lebih dari satu dekade. Total uang yang disedot mencapai US$44 miliar atau sekitar Rp698 triliun, dengan US$12 miliar dinyatakan sebagai kerugian akibat penggelapan.
Dalam kasus ini, Lan diadili bersama 85 terdakwa lainnya, termasuk mantan pejabat bank sentral, pejabat pemerintah, dan eksekutif SCB. Dalam sidang terpisah pada Oktober 2024, ia juga dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan penipuan, pencucian uang, dan transfer dana lintas negara secara ilegal, dengan total kerugian mencapai US$27 miliar.