Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dispusip DKI Jakarta, Suryanto dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, itu merupakan hasil pengukuran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Indonesia dan konsultan dari DGI Levner.
Ia mengatakan, pengukuran ini merupakan salah satu upaya memperoleh data dan informasi mengenai kondisi riil tingkat kegemaran membaca dan nilai budaya literasi di DKI Jakarta.
Hasil skor 72,93 diperoleh dari penghitungan lima indikator utama yakni, frekuensi membaca per (FB), durasi membaca (DB), jumlah bahan bacaan (JBB), frekuensi akses internet (FAI) dan durasi akses internet (DAI).
Adapun interval nilai TGM dan kategorinya yakni 0–20 dikatakan sangat rendah, lalu 20,1–40 dikatakan rendah; kemudian 40,1–60 dikatakan sedang; 60,1–80 dikategorikan tinggi; serta 80,1–100 dikategorikan sangat tinggi.
Selain tingkat kegemaran membaca, Dispusip DKI juga mengukur Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Nilai Budaya Literasi (NBL). Skor IPLM DKI yakni 94,16 sedangkan NBL 72,06 yang keduanya masuk kategori tinggi.
Suryanto mengatakan Dispusip DKI Jakarta menjadikan kajian pengukuran ini sebagai kegiatan tahunan yang bersifat strategis untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan dan mengambil langkah-langkah kebijakan selanjutnya.
Kajian pengukuran tersebut juga dapat menjadi pengembangan program atau kegiatan dalam rangka peningkatan pengelolaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca.
Suryanto mengatakan, peningkatan sumber daya manusia didukung oleh peningkatan budaya literasi mendorong terwujudnya masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, produktif dan berkarakter kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, sambung dia, Dispusip DKI Jakarta mengajak para instansi terkait, pengelola perpustakaan maupun Taman Bacaan, komunitas dan pegiat literasi, serta seluruh masyarakat Jakarta untuk memperkuat kolaborasi bersama dalam rangka mewujudkan masyarakat gemar membaca dan Jakarta yang berliterasi.
“Bukan hanya untuk merencanakan tapi juga mengimplementasikan strategi yang lebih tepat dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya gemar baca serta literasi yang lebih maju di tahun mendatang,” demikian ujar dia
Sumber : Antara