DUNIAOBERITA - Atlet maraton Olimpiade asal Uganda, Rebecca Cheptegei, meninggal dunia setelah diserang secara brutal oleh pacarnya, yang membakarnya hidup-hidup di Kenya.
Peristiwa tragis ini terjadi setelah Cheptegei disiram bensin dan dibakar di rumahnya di County Trans-Nzoia, Kenya. Cheptegei sempat dirawat selama empat hari di Rumah Sakit Pengajaran dan Rujukan Moi (MTRH) sebelum akhirnya meninggal dunia karena kegagalan organ akibat luka bakar di tiga perempat tubuhnya.
"Kami menerima kabar menyedihkan tentang meninggalnya atlet Olimpiade kami, Rebecca Cheptegei, setelah serangan kejam oleh pacarnya," kata Rukare dalam unggahannya di media sosial X, dilansir duniaoberita dari CNBC Indonesia.
Serangan tersebut dipicu oleh perselisihan terkait kepemilikan rumah yang dibangun Cheptegei. Pacarnya, Dickson Ndiema Marangach, telah diidentifikasi sebagai pelaku. Insiden ini mengejutkan masyarakat dan menjadi kasus ketiga kekerasan terhadap atlet wanita di Kenya sejak tahun 2021.
Federasi Atletik Uganda serta Komite Olimpiade Uganda mengecam tindakan kekerasan ini, sementara pihak berwenang Kenya sedang menyelidiki lebih lanjut. Tragedi ini menjadi sorotan serius terhadap masalah kekerasan domestik, terutama yang melibatkan atlet wanita.
Rebecca Cheptegei adalah pelari maraton berusia 33 tahun yang baru saja berkompetisi di Olimpiade Paris, di mana ia finis di peringkat 44. Kematian Cheptegei meninggalkan duka mendalam bagi dunia olahraga Uganda.