"Saya ini orang Papua. Pasti pejabat berbeda gaya. Jadi saya mohon maaf jika dalam dua bulan ke depan suara saya terdengar keras. Tapi hati saya lembut," ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM.
Bahlil juga menjelaskan bahwa dia akan fokus pada sisa waktu dua bulan jabatannya sesuai perintah Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Salah satu fokus utamanya adalah optimalisasi peningkatan lifting minyak dan gas dari sumur-sumur idle.
"Jadi, kita harus berbicara detail dengan Direktur Utama Pertamina tentang impor yang meningkat. Jika ada masalah dalam regulasi, kita harus melihat apa yang bisa diubah. Negara kita perlu kompetitif," tambah Bahlil.
Selain itu, Bahlil meminta Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, untuk menyediakan data terkait impor gas yang mengandung C3-C4 agar dapat segera dibangun fasilitas hilirisasi LPG. Untuk sektor mineral dan batu bara (minerba), ia berharap pengelolaan bisa dilakukan secara transparan dan bersama-sama.
"Jika kita masih menghadapi kesulitan, negara ini perlu perbaikan. Kita akan melanjutkan apa yang telah dilakukan Pak Arifin karena hanya ada dua bulan. Saya minta kepada Dirjen untuk mencari ruang rapat di sini dan tidak terpisah-pisah," ujar Bahlil.
"Ini adalah restu dari Pak Arifin. Semangatnya tetap untuk menjalankan kebijakan Pak Arifin. Saya mohon tidak ada gerakan tambahan di luar aturan."
