DUNIAOBERITA - Sebuah unggahan viral di media sosial memperlihatkan daftar nama calon siswa (casis) Akademi Kepolisian (Akpol) dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah lulus seleksi.
Dalam unggahan akun TikTok @laurensiuslebatuk, terlihat ada 11 nama casis Akpol dari Polda NTT yang disebut akan dikirim ke Mabes Polri. Nama-nama tersebut menjadi sorotan netizen karena mayoritas dianggap bukan putra asli NTT.
Adapun 11 casis Akpol tersebut adalah Yudhina Nasywa Olivia (Wanita), Arvid Theodore Situmeang, Reynold Arjuna Hutabarian, Mario Christian Bernalo Tafui, Bintang Lijaya, Ketut Arya Adityanatha, Brian Lee Sebastian Manurung, Timothy Abisai Silitonga, Muhammad Rizq Sanika Marzuki, Madison Juan Raphael Karna Silalahi, dan Lucky Nuralamsyah.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga menjelaskan bahwa penerimaan siswa Akpol, Bintara, hingga Tamtama Polri telah melalui mekanisme yang berlaku. "Saya selaku Kapolda tidak bisa mengintervensi atau mempengaruhi hasil yang dilaksanakan oleh Panitia yang diawasi oleh internal Polri maupun pengawas eksternal dari masyarakat, perwakilan orang tua, dan akademisi," ujar Daniel saat dihubungi, Sabtu (6/7/24), dilansir duniaoberita dari Tribunnews.
Sementara itu, Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy menyatakan bahwa proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan. "Lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres. Proses seleksi administrasi dilakukan secara berjenjang di tingkat Polres dan Panda Polda NTT," jelasnya.
Ariasandy menambahkan, selama proses rekrutmen berlangsung, pengawasan ketat dilakukan baik dari internal maupun eksternal Polri. "Selama pelaksanaan proses, semua tahapan diawasi secara ketat oleh pengawas internal (Itwasda dan Propam) serta pengawas eksternal dari berbagai kalangan seperti IDI, Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jurnalis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, dan Bidang Meteorologi," tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa setiap tahapan tes dilakukan secara transparan dengan sistem one day service, di mana hasilnya langsung diumumkan pada hari itu juga. "Ujian psikologi dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT dengan fasilitas laboratorium komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang," ucapnya.
Ariasandy menegaskan bahwa panitia tidak bisa mengubah hasil perolehan nilai karena sudah diolah dalam sistem dan peserta mengetahui nilai setiap selesai tahapan pendaftaran. "Seluruh hasil tes langsung ditayangkan dan ditandatangani peserta serta pengawas. Setiap habis pelaksanaan tes, peserta juga dipersilakan mengisi survei kepuasan yang dilakukan secara terbuka," ungkapnya.