"Jargas itu bisa gantiin impor LPG. Kalau enggak, kan, makanya devisa kita habis semua. Sedangkan, kan, kita produksi gasnya akan banyak," kata Arifin di Musrenbangnas, JCC Jakarta, dikutip Minggu (26/5/24), dikutip CNBC Indonesia.
"Kita juga sedang berupaya, kan, membangun lagi infrastruktur gas supaya memang bisa dimanfaatkan. Pak Presiden, kan, bilang ini jalur utamanya, cabangnya di mana, sama gas juga gitu. Nanti juga bisa jadi jargas itu," sambungnya.
Saat ini, pembangunan infrastruktur jargas untuk rumah tangga dan industri sedang didorong. Arifin menjelaskan bahwa proyek jargas ini penting untuk mengurangi pengeluaran devisa negara akibat impor LPG.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menambahkan bahwa gas bumi adalah energi andalan dalam transisi energi menuju target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Pembangunan infrastruktur gas yang terintegrasi akan menyalurkan gas dari sumber ke seluruh Indonesia, mendukung harga gas yang lebih terjangkau dan biaya angkut yang lebih murah.
Dadan juga menyebutkan bahwa infrastruktur jaringan pipa gas seperti Cirebon-Semarang dan Dumai-Sei Mangkei akan mengurangi subsidi LPG 3 kg dan impor LPG secara signifikan, serta menghemat biaya memasak bagi masyarakat.
Dengan proyek ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG, sekaligus mendukung perkembangan ekonomi domestik melalui penggunaan gas bumi yang lebih luas.
