Dukun tersebut ternyata sempat diarak di jalanan oleh keluarga korban.
J melancarkan aksi bejatnya dengan modus pengobatan tradisional di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan video yang beredar luas di aplikasi WhatsApp, J yang diarak warga terlihat hanya memakai celana dalam merah marun dengan tangan terikat.
Mulut dan telinga J juga ditinju hingga robek.
Darah segar terlihat mengalir dari telinga, hidung dan mulutnya, membasahi leher, dada, hingga perutnya.
Kapolsek Lembor Ipda Yostan Alexanderia Lobang membenarkan kejadian yang menimpa J itu.
Menurutnya, J diarak di jalan di kampungnya di Desa Galang, Kecamatan Lembor.
Peristiwa itu terjadi pada 30 Agustus lalu, sehari setelah dukun cabul itu memerkosa korban.
“Kejadiannya seperti di video itu,” ujar Yostan, Minggu (3/9/2023).
Yostan menjelaskan orang tua korban melaporkan peristiwa pemerkosaan dan pelecehan seksual oleh J ke Polsek Lembor.
Keesokan harinya, sejumlah keluarga korban mendatangi rumah J.
Menurut Yostan, J sempat melarikan diri saat didatangi keluarga korban.
J akhirnya ditangkap di sebuah sungai di kampungnya.
Keluarga korban, kata Yostan, memperlakukan J demikian karena sempat melawan saat diamankan.
“Dia melawan saat diamankan baik-baik,” imbuhnya.
Yostan mengetahui J diarak dari perbincangan sejumlah keluarga korban yang sedang berkoordinasi terkait laporan pemerkosaan tersebut di Polsek Lembor.
Mengetahui itu, Yostan langsung memerintahkan dua anggotanya untuk mengamankan J.
Dua polisi yang datang ke lokasi sempat memberikan J pakaian dan mengangkutnya menggunakan mobil milik Camat Lembor.
J juga sudah menjalani perawatan di Puskesmas Lembor.
Setelah itu, J saat digiring ke Mapolres Manggarai Barat di Labuan Bajo untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Sebelumnya, J memerkosa dan melakukan pelecehan seksual terhadap tiga wanita berinisial DW (18), PBRW (13), dan DS (11).
Sebelum beraksi, J menyebut ketiga korbannya telah kawin dengan setan dan harus segera disembuhkan oleh dirinya.
Pemerkosaan itu berawal dari perkenalan kakek ketiga korban berinisial TT.
Dalam perkenalan itu, J mengaku bisa melakukan penyembuhan melalui pengobatan tradisional.
Singkat cerita, J datang ke rumah TT di Desa Wae Kanta.
Saat itu, tiga cucu TT yang saudara sepupu juga berada di rumahnya.
TT pun memperkenalkan ketiga cucunya tersebut kepada J.
Saat itulah, J memberi tahu TT bahwa ketiga cucunya itu telah menikah dengan setan sehingga harus diobati.
Ia menawarkan pengobatan tradisional dan disetujui oleh TT.
“(Saat J tiba di rumah TT), korban-korban ada di situ. Dia (TT) kasih kenal ini dia punya cucu. Dia (J) lihat, kasi tahu, ‘ooo… kamu,’ bahasa dia bilang ‘kamu kawin dengan setan, harus perlu berobat’. Habis itu dia mulai berobat,” ungkap Yostan.
Malam itu, ketiga korban masuk secara bergiliran ke kamar yang sama untuk menjalani pengobatan tradisional bersama J.
Namun, pengobatan tradisional yang ditawarkan J ternyata hanya kedok untuk memerkosa dua cucu TT dan melecehkan seorang cucu lainnya.
