"Pesan ibu Mega juga, kami tidak pernah berharap pak Jokowi sebagai Presiden menggunakan instrumen negara atau kekuasaan untuk menguntungkan salah satu calon manapun," kata Deddy dalam acara 'Political Show' CNN Indonesia TV, Senin (21/8/23) malam.
Deddy menyatakan PDIP masih meyakini Jokowi sebagai kader partai banteng akan tetap memiliki tujuan yang sama yakni mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dalam kontestasi politik 2024 mendatang.
Deddy menampik anggapan sejumlah pihak yang menyebutkan ada ketegangan hubungan antara Jokowi dan Megawati. Ia memastikan keduanya masih memiliki komunikasi yang baik hingga saat ini.
"Kalau dibilang Bu Mega panas, saya belum pernah melihat satupun pernyataan atau gesture dari Bu Mega yang bisa dikatakan panas, apalagi terhadap Pak Jokowi," ujar Deddy.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli KSP Joanes Joko menegaskan Presiden Jokowi sudah terang-terangan dalam pidato kenegaraan beberapa waktu lalu yang menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan khusus dalam Pilpres 2024.
Joanes mengatakan Jokowi sebagai kapasitasnya sebagai Presiden selama ini sudah bersikap netral. Adapun apabila Jokowi dinilai berpihak pada salah satu capres, maka menurutnya itu hanya asumsi lewat gesture kedekatan yang kemudian bisa saja diklaim menjadi dukungan.
"Pada konteks kedekatan hubungan itu sering kali orang menafsirkan saking dekatnya dengan Presiden seoah-olah bisa legitimasi, bisa mengklaim bahwa ini adalah keputusan dari pak Presiden," kata Joanes.
Joanes menyebut selama ini Jokowi hadir hanya untuk memberikan arahan kepada para elite parpol, namun arahan itu juga tidak bersifat wajib. Malahan menurutnya arahan Jokowi akhirnya diikuti para elite tersebut karena mereka butuh.
"Masing-masing entitas politik punya independensi dan integritas sendiri untuk mengambil keputusan sendiri dari arahan yang diberikan," ujarnya.
Oleh : Red duniaoberita
Sumber: CNN