Oleh: Saiful Huda Ems.
Kalau Golkar pindah ke Koalisi Perubahan dan Anies Baswedan jadi Nyapres maka duet Ganjar Pranowo- Prabowo Subianto itu sangat mungkin sekali terjadi, sebab jika Ganjar dan Prabowo maju Nyapres sendiri-sendiri, sangat mungkin salah satunya akan kalah dan Anies punya potensi jadi pemenangnya di Putaran kedua.
Olehnya kasus hukum yang tengah dialami oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto jika sampai meningkat dari Saksi menjadi Tersangka, maka kemungkinan besar akan segera diadakan Munaslub Partai Golkar untuk menggantikan Ketum Airlangga Hartarto, sehingga Partai Golkar diharapkan tidak merapat ke kubu Koalisi Perubahan.
Jika hal itu (Munaslub Partai Golkar) tidak dilakukan maka pasti Partai Golkar akan menjadi pendukung baru Anies Baswedan, sehingga mau tidak mau Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto harus sama-sama merapat dan membentuk koalisi baru Perjuangan Indonesia, dan menduetkan Ganjar-Prabowo untuk Pilpres 2024.
Ada jalan lain jika Ganjar maupun Prabowo ingin menang tanpa berkoalisi satu sama lain, yakni memunculkan aliansi parpol baru di luar PDIP (19,33%), PPP (4,52%), HANURA (1,54%) dan PERINDO (2,67%), GERINDRA (12,57 %) dan PKB (9,69 %), NASDEM (9,5 %), PAN (6,84 %) dan PKS (8,21%), serta memunculkan Capres alternatif diluar Ganjar, Prabowo dan Anies, misalnya saja Moeldoko yang bisa saja didukung oleh Partai DEMOKRAT (jika PK Moeldoko menang) (7,77%) dan GOLKAR (12,31%).
Jika 4 calon ini dimunculkan, maka setiap Capres dari ke empatnya mempunyai kans kemenangan yang sama, dan para pendukungnya sama-sama mempunyai harapan kemenangan. Ini terjadi karena kebekuan konstituen akan menjadi cair dan bebas memilih Capres yang diinginkannya.
Duet Ganjar-Anies akan berpotensi mengalahkan Prabowo, namun sebaliknya jika duet Ganjar-Prabowo melawan Anies (siapapun pasangannya) pasti akan memenangkan Ganjar-Prabowo.
Pelik sekali memang Pilpres 2024 ini, koalisi partai-partai juga belum final terbentuk, tapi salah satu Ketum Parpolnya sudah berurusan dengan hukum. Jangan-jangan gelagat penghianatan Airlangga terhadap partai koalisinya sudah terbaca, makanya dibukalah kasusnya. Ya terima saja, semua perbuatan mempunyai konsekuensi logisnya.
Kita tunggu saja proses politik selanjutnya...(SHE).
25 Juli 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik.