Kabar mengejutkan terkait Ketua Dewan Penasehat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Jusuf Hamka membantah klaim Ketua Umum Perindo Hary Tanoe (HT) soal masyarakat Tionghoa akan mendukung calon presiden (capres) yang dijagokan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024.
Sebagai orang Tionghoa, Jusuf mengatakan tidak pernah memberikan kuasa untuk mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa diwakili oleh seseorang untuk mendukung capres tertentu.
Menurutnya, masyarakat Tionghoa tersebar di berbagai partai politik, sehingga tidak mungkin masyarakat Tionghoa ingin diwakili oleh seseorang saja.
Jusuf juga mengaku telah berbicara via telepon dengan Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta guna mengklarifikasi klaim yang telah dilayangkan sebelumnya.
"Jusuf Hamka mewakili Ketua PSMTI Wilianto karena tidak berani untuk berbicara. Saya sudah telepon pada Selasa (16/5) sore kami bicara kurang lebih bicara 15 menit 7 detik," ungkap Jusuf Hamka kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/5) malam.
Lantas, dia menceritakan isi percakapannya dengan Wilianto. Kata Jusuf, Wilianto mengaku tak pernah memberikan kuasa kepada Hary Tanoe untuk mengeluarkan pernyataan atas nama PSMTI. Terlebih, organisasi tersebut merupakan organisasi sosial, bukan politik.
"Saya marahi ketua PSMTI 'Kamu jangan pakai-pakai nama warga Tionghoa'. Dia (Wilianto) minta-minta maaf, bukan dia, dan dia tidak juga pernah memberikan wewenang kepada Hary Tanoe untuk bicara atas nama PSMTI walaupun dia (Hary) penasehat," katanya.
"Jadi, statement apapun harus dari ketua umum. Kedua, organisasi PSMTI bukan organisasi politik, ini organisasi sosial dan tidak dibenarkan untuk membicarakan politik atau cawe-cawe di politik," tambah Jusuf Hamka.
Ia menekankan tetap menghormati Jokowi. Namun tidak benar bahwa masyarakat Tionghoa akan mengikuti pilihan Jokowi di Pilpres 2024.
"Pak Jokowi orang baik. Tapi bukan berarti pilihan pak Jokowi harus diikuti oleh masyarakat Tionghoa, ini salah kaprah kalau begini dan menjerumuskan orang-orang Tionghoa yang tidak tahu apa-apa, yang cuma diklaim seolah-olah Hary Tanoe mewakili orang-orang Tionghoa," sambung dia.
"Pernyataan yang telah disampaikan Hary Tanoe itu ngawur dan membuat resah masyarakat Tionghoa," tambahnya.
"Politik merupakan hak individu masing-masing. Berpolitik dengan elegan dan santun tanpa mengklaim," demikian Jusuf Hamka.
Oleh : red duniaoberita
Sumber: CNN Indonesia