“Kalau dipikir-pikir tampaknya Ganjar bersikap begitu bukan karena dia mengikuti ujaran nuraninya. Coba kita pikir apa alasan yang menyebabkan dia tiba-tiba berkomentar soal Piala Dunia U-20,” tegasnya.
“Sekarang pertanyaannya mengapa Ganjar yang harus menyatakan sikap yang jelas-jelas akan menyakiti hati banyak pendukung Ganjar sendiri? Karena itu, pertanyaan kuncinya adalah, mengapa ada pimpinan partai yang menginstruksikan Ganjar mengeluarkan pernyataan itu,” lanjut Ade.
Ia mengurai jawaban pertama Ganjar hendak diuji loyalitasnya kepada partai. Lalu yang kedua Ganjar memang hendak dikorbankan.
Ade menyebut Ganjar punya banyak musuh di kalangan lingkaran elit PDIP. Dan itu bukan sebatas rumor tapi sangat nyata terlihat.
“Kalau Ganjar disenangi di PDIP, ya sudah sejak kapan hari dicalonkan jadi presiden seluruh indikator tentang elektabilitasnya menunjukkan dia adalah kader PDIP yang besar peluangnya untuk menang dalam Pilpres,” jelasnya.
Masalahnya, menurut Ade lagi, ada terlalu banyak elit partai yang tidak berkenan jika Ganjar dicalonkan PDIP.
“Nama yang selama ini sangat sering kita dengar hendak dicalonkan adalah Puan Maharani. Sayangnya elektabilitasnya sangat lemah. Setelah itu kita dengar Megawati sendiri yang akan maju,” ujar Ade.
Sehingga Ade berkesimpulan jika skenario ini benar, Ganjar memang sengaja dibuat melakukan blunder yang akan counter produktif untuk pencalonannya di Pilpres mendatang.
Dengan kata lain memang diharapkan popularitasnya menurun tajam sesudah episode Israel.
“Sehingga menjadi lebih logis untuk tidak memajukan namanya sebagai capres sehingga akan muncul calon lain dari PDIP,” pungkasnya. (duniaoberita/kronologi)