Kabar mengejutkan terkait PBB yang menyerukan penyelidikan penuh atas dugaan tindak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Ukraina terhadap tawanan perang Rusia.
Dikabarkan bahwa Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan bahwa pihaknya menduga militer Ukraina sudah mengeksekusi 10 tahanan Perang Rusia (PoW) secara brutal.
"Kami menyerukan semua pelanggaran hak asasi manusia yang dilaporkan oleh semua pihak dalam konflik ini untuk diselidiki sepenuhnya dan ada pertanggungjawaban," kata Haq pada hari Jumat (18/11) kepada Sputniknews.
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa militer Ukraina telah dengan sengaja membunuh lebih dari 10 prajurit Rusia yang ditangkap, menembak kepala mereka secara langsung - kejahatan yang tidak dapat dianggap sebagai "pengecualian tragis".
Kementerian pertahanan mengatakan bahwa "bukti video baru yang diterbitkan tentang pembantaian massal tawanan perang Rusia yang tidak bersenjata oleh tentara Ukraina menegaskan esensi biadab dari rezim Kiev saat ini yang dipimpin oleh [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky dan mereka yang melindungi dan mendukungnya."
Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan kriminal pada hari Jumat atas eksekusi tawanan perang Rusia oleh militer Ukraina. Komite mengatakan bahwa penyelidik militer Rusia juga mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi orang-orang yang menangkap rekaman eksekusi tersebut.
"Pembunuhan biadab terhadap tawanan perang Rusia" hanyalah yang terbaru dari serangkaian kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Jumat dalam pernyataan tertulis dikutip RT.com.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, praktik ini sebenarnya sudah diketahui oleh negara-negara Barat, namun mereka mengabaikannya.
“Ini adalah praktik luas Angkatan Bersenjata Ukraina yang secara aktif didukung oleh rezim Kiev dan langsung diabaikan oleh para pendukung Baratnya,” tambahnya.
Rusia juga mengecam tindakan tentara Ukraina itu sebagai "pembunuhan yang disengaja".
Foto : Hasil Tangkapan Layar/Sindonews