Dilansir dari dari detik bahwa ia mengaku mengangkat jenazah Yosua ke ambulans dibantu tiga sampai empat polisi yang berada di sana.
"Kalau nggak salah (dibantu) tiga atau empat orang. Lalu dimasukkan itu jenazah, karena kakinya terlalu panjang nggak muat di kantong jenazah yang biasa saya. Saya lipat kakinya sedikit baru bisa masuk kantong, sudah masuk, saya ritsleting, lalu dibantu diangkat untuk ke mobil (ambulans)," kata Ahmad Syahrul saat menjadi saksi.
Dia juga mengaku diminta tidak menyalakan sirene ambulans saat masih berada di dalam Kompleks Polri Duren Tiga. Ahmad Syahrul mengatakan ada anggota Provos Polri yang ikut mengantar jenazah hingga RS Polri.
Selain itu, Ahmad Syahrul juga menampilkan video yang direkamnya saat ambulans dalam perjalanan dari rumah dinas Sambo ke RS Polri. Dia mengaku merekam video saat ambulans terkena macet di jalan.
"Sampai sana nggak ada hambatan di perjalanan? tanya hakim.
"Macet yang mulia," kata Ahmad Syahrul sambil menunjukkan video suasana perjalanan yang dia rekam sendiri.
Ada juga rekaman saat dirinya tiba di RS Polri. Rekaman itu menunjukkan Ahmad Syahrul sedang memakai sarung tangan karet.
"Itu sarung tangan latex saya," ucap Ahmad Syahrul.
Jaksa kemudian bertanya apakah Ahmad Syahrul memang sering merekam perjalanan saat membawa ambulans. Dia mengaku baru kali ini merekam.
"Apakah itu memang biasa itu rekam?" tanya jaksa.
"Kalau misalnya ada firasat-firasat aneh baru saya buat dokumentasi," ujarnya.
"Apa ada yang minta saksi untuk merekam?" tanya jaksa.
"Tidak sama sekali," ujar Ahmad Syahrul.
Foto : Ilustrasi Ambulance