Kabar terbaru terkait Ganjar pun ditantang oleh politikus PDIP Masinton Pasaribu untuk keluar dari partai berlambang banteng tersebut dan maju Capres dari Partai lain.
Dikabarkan bahwa tantangan itu ia sampaikan setelah relawan desa untuk Ganjar atau Des Ganjar menggelar deklarasi nasional di Pantai Bandeng, Kabupaten Jepara, Sabtu (4/6).
Masinton menilai Ganjar hanya bermodalkan pencitraan. Terlebih, Ganjar diklaim menyelenggarakan deklarasi itu sendiri untuk memaksa PDIP mengeluarkan namanya sebagai capres.
“Masa kita memaksa partai untuk mendeklarasikan nama tertentu dengan modal pencitraan tadi [hanya dengan] menciptakan deklarasi-deklarasi? Kalau berani nyapres aja dari partai lain, atau bikin partai lah,” ujar Masinton kepada wartawan, Selasa (7/6).
Tak hanya sampai situ, Masinton menantang Ganjar untuk keluar dari PDIP jika merasa sudah tidak betah atau tidak ingin mengikuti mekanisme organisasi.
“Kalau masih merasa dirinya PDIP, ikut mekanisme organisasi. Kalau tidak betah dan tidak nyaman dengan mekanisme keorganisasian, silakan saja keluar,” tegas Masinton.
Ia menyebut semestinya Ganjar fokus membangun daerahnya sebelum melakukan perjalanan politik di daerah-daerah lain. Menurut Masinton, jika Ganjar berprestasi di daerahnya, partai akan menjadikan hal itu sebagai pertimbangan agar Ganjar bisa maju sebagai capres.
“Tapi kalau kemudian ke sana-sini membangun pencitraan dan sibuk deklarasi copras-capres, seakan-akan kita mau dipaksa untuk mendeklarasikan orang tertentu kemudian ada deklarasi yang dimobilisasi, ya nanti dulu,” paparnya.
Lebih lanjut, Masinton pun menyinggung pertanggungjawaban politik Ganjar adalah lima tahun sesuai masa jabatan sebagai Gubernur.
“Kalau sekarang sibuk copras-capres, yang ngurus rakyat siapa? Presiden dan kabinet copras-capres, partai politik copras-capres, perangkat desa copras-capres,” sindir Masinton.
“Pernyataannya, sampai 2024 nanti siapa yang ngurus rakyat?” tanyanya. (duniaoberita/Realitarakyat)