DUNIAOBERITA - Presiden Joko Widodo sempat menyatakan kekhawatirannya mengenai semakin ketatnya peredaran uang, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di angka 5%. Kekhawatiran ini diungkapkan menjelang akhir masa jabatannya. Menurut Jokowi, masalah ini disebabkan oleh penerbitan terlalu banyak instrumen keuangan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI), seperti Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). "Saya harap pembelian SBN maupun SRBI tidak mendominasi agar sektor riil tetap bisa tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu," ujar Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Kantor Pusat BI, Jakarta, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (19/05/24). Kekhawatiran Jokowi terbukti benar. Tahun ini, likuiditas menjadi perhatian utama para bankir. Di tengah era suku bunga tinggi yang diperkirakan akan bertahan lama, persaingan untuk mendapatkan dana menjadi semakin sengit. Dir...
Berita Terbaru Indonesia