DUNIAOBERITA.COM Skip to main content

Posts

Densus 88 Tangkap Pedagang Soto, Ternyata Ini yang Terjadi

Kabar terbaru datang dari densus 88 yang diberitakan bahwa telah menangkap seorang  pedagang soto. Penangkapan tersebut dilakukan di warga RT 03 Pedukuhan Widoro, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY. Dari rumah WJN, Densus 88 membawa sejumlah buku, senapan angin, busur dan anak panah. Atas penangkapan tersebut Ketua RT 03 Pedukuhan Widoro, Bantul Moch Safii, membenarkan kejadian itu.  "Terus saya lihat dan sama istri saya difoto (mobilnya). Nah habis difoto itu ada yang keluar dari dalam mobil dan bilang 'Mbak, jangan difoto. Dihapus, saya dari Jakarta Densus 88 mau mengeksekusi rumah si A'. Saya disuruh diam dulu, jangan ambil gambar, jangan komentar apa-apa ini Densus 88," lanjut Safii. Selanjutnya dikutip dari detiknews mengungkapkan bahwa Safii menyebut WJN dan keluarganya sudah tinggal lama di Pedukuhan Widoro. Menyoal kegiatan sehari-hari, dia mengatakan jika WJN berprofesi sebagai penjual soto. "Sudah lama tinggal di sini sama istri dan anaknya 3, sosial masya...

Serang Polisi dengan Parang, Tewas Ditembak di Dada, Terungkap Penyebabnya

Kabar terbaru datang dari yang menyerang polisi dengan menggunakan parang, Atas kejadian tersebut satu anggota unit Resmob Sat Reskrim Polres Bantaeng terluka terkena sabetan parang. Pelaku yang menyerang anggota polisi tersebut, Maudu tewas tertembak. Kejadian tersebut terjadi di Kampung Senea, Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Rabu (31/3/ 2021). Peristiwa itu berawal ketika Unit Resmob Sat Reskrim Polres Bantaeng melakukan penangkapan pelaku LA. Ia merupakan pelaku atas kasus pencurian sepeda motor (curanmor). Disampaikan Kapolres AKBP Rachmat Sumekar, beberapa anggota masuk ke dalam rumah panggung dan sebagian lagi berada di bawah rumah. Selanjutnya, menangkap pelaku curanmor LA yang berada di atas rumah. "Ayah LA, Maudu tiba-tiba muncul dan membawa senjata tajam jenis parang panjang dan langsung menyerang satu anggota dengan cara menebas arah leher anggota. Beruntung anggota langsung menangkis menggunakan lengan sebelah kiri hingga men...

Tukang Ojek Terduga Teroris Ditangkap, Ini yang Terjadi

Lagi lagi pihak densus 88 mengungkap dan menangkap Terduga Teroris yang statusnya adalah seorang tukang ojek. Terduga Teroris tersebut ditangkap di Tuban.  Saat ini, penggeledahan rumah terduga teroris masih dilakukan. (Foto : Rumah Terduga Teroris)  Sumber: detik Selanjutnya dalam Penjelasan dari detiknews menjelaskan bahwa Terduga teroris ini berinisial RH (41), warga Dusun Purboyo Mayangsekar, RT 02 RW 07, Kelurahan/Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. RH merupakan tukang ojek dan istrinya berjualan daging di pasar. RH diamankan Densus 88 sekitar pukul 10.30 WIB, di Jalan Raya Rengel-Plumpang, Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel. Ia ditangkap saat mengendarai motor Honda Vario bernopol S 5734 IH. "Iya benar kita hanya dimintai bantuan pengamanan. Terkait apa dan siapa silahkan konfirmasi ke rekan tim Mabes Polri ya," jelas AKBP Ruruh. Sekitar pukul 07.30 WIB, Tim Densus 88 Antiteror juga menangkap seorang terduga Teroris di Surabaya. Dalam penggeleda...

Waduh! Razman Mundur dari Demokrat Versi KLB, Ada Apa?

Salah satu tim pengacara dan juga sempat menjadi Kepala Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Moeldoko versi kongres luar biasa Deli Serdang Sumatera Utara menyatakan bahwa mundur dari Demokrat kubu Moeldoko.  "Iya benar, saya mundur," ujar Razman saat dimintai konfirmasi terkait pengunduran dirinya, Jumat (2/4/2021) Ketika ditanya apa kemudian yang menjadi alasannya mengapa mundur dari Partai Demokrat kubu Moeldoko, Ia menjawab dengan alasan nanti akan dijelaskan. "Alasannya nanti saya jelaskan semuanya," kata Razman. Seperti diketahui sebelumnya bahwa Menteri Hukum dan hak asasi manusia Yasonna Laoly menolak permohonan Kongres Luar Biasa Deli Serdang Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Moeldoko.

Teroris ZakiahTembus Mabes Polri, Ternyata Ini Penyebabnya

Pelaku teroris yang menyerang Mabes Polri masih menjadi bahan pembicaraan di publik terlebih setelah publik bertanya bagaimana kemudian pelaku teroris tersebut bisa masuk di Mabes Polri padahal Mabes Polri memiliki tingkat pengamanan jauh lebih ketat. Seperti dikutip dari suara menjelaskan bahwa Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono pun akhirnya mengaku memasuki Mabes Polri, sudah ada SOP untuk memeriksa tamu. "Kita punya SOP, seperti petugas pemeriksaan akan menanakan identitas dan terkait keperluan apa datang ke Mabes, barang-barang diperiksa, termasuk melewati metal detector. Sejak kejadian kemarin (penyerangan oleh Zakiah Aini), Mabes Polri sedang mengaudit sistem pengamanan, kalau ada yang masih dianggap kurang," ungkap Rusdi Hartono dikutip dari tayangan TVone. "Kemarin itu metal detector itu baru berbunyi setelah (pengunjung) lewat satu langkah. Mungkin ada sedikit kerusakan pada metal detector penjagaan ...

Waduh! Munarman Sayangkan Teroris Ditembak, Alasannya Heboh

Penembakan terhadap  teroris yang menyerang Mabes Polri masih menjadi sorotan publik sebab banyak pihak yang menjadi pro dan kontra terhadap penembakan terhadap teroris tersebut.  Salah satu yang menjadi di sorotan publik adalah pendapat Munarman yang mengatakan bahwa harusnya pihak kepolisian tidak menembak teroris yang menyerang Mabes Polri tersebut sebab Pelaku seorang perempuan. Dikutip dari MakassarTerkini menyampaikan bahwa Menyoroti pihak polisi yang menembak mati teroris ZA, Munarman menyebut bahwasanya harga nyawa di Indonesia terlalu murah. Menurutnya, pihak kepolisian seharusnya bisa “melumpuhkan” teroris ZA tanpa harus melakukan tembak mati, terlebih pelaku adalah seorang perempuan. “Apalagi, kan, ini perempuan. Bisa dilakukan penembakan pelumpuhan itu pada kaki. Katakanlah pada tangan, katakanlah dia pemegang senjata bisa di bagian tangannya,” tutur Munarman dalam kanal YouTube Refly Harun pada Kamis, 1 April 2021, dikutip  terkini.id  dari Tribunnews. ...

Effendi Gazali Mundur dari Guru Besar , Apa yang Terjadi?

Effendi Gazali adalah seorang pakar komunikasi politik yang cukup terkenal di Indonesia sehingga banyak pendapatnya diminta di berbagai stasiun televisi Indonesia dan bahkan di berbagai diskusi.  Kabar menariknya adalah ketika ada isu bahwa Effendi Gazali akan mengundurkan diri sebagai dosen dan guru besar di universitas Indonesia dan Prof Dr Moestopo Beragama. "Sekarang saya mau mengundurkan diri, baik sebagai dosen di UI maupun di Universitas Prof Dr Moestopo Beragama," kata Effendi yang dikutip pada Kamis (1/4/2021). Adapun alasan untuk mengundurkan diri tersebut karena merasa gagal, hal tersebut Ia sampaikan melalui akun  YouTube  Refli Harun. Selanjutnya liputan6 menjelaskan dengan tegas bahwa terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan dirinya memilih mundur sebagai pengajar. Effendi mengaku gagal sebagai pengajar jurnalistik dan ilmu komunikasi selama 20 tahun lebih. Sebab dia menilai belakangan ini sejumlah media kurang menaati kode etik jurnalistik ketika melakukan...