Kenapa Iskandar pemilik Indonesia Airlines bikin kantor pusatnya di Singapura?
Baru-baru ini, Indonesia Airlines maskapai baru yang pemilknya yakni Iskandar, putra asli dari Aceh tengah jadi sorotan.
Iskandar seorang pengusaha asal Indonesia itu disebut mengoperasikan perusahaan tersebut dari Singapura.
Untuk diketahui, Indonesia Airlines Group resmi diumumkan sebagai maskapai komersial terbaru.
“Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek Indonesia Airlines,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Airlines, Iskandar dilansir Tribun-medan.com dari Kompas.com, Senin (10/3/2025).
Maskapai ini menawarkan kemewahan penerbangan jet pribadi dengan kenyamanan khas penerbangan komersial.
Dengan berbasis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia Airlines akan berfokus pada penerbangan internasional.
Lantas, mengapa Iskandar mendirikan perusahaannya di Singapura padahal dirinya merupakan pengusaha asal Aceh?
Adapun alasan Iskandar memilih mendirikan perusahaannya di Singapura terungkap.
“Singapura dikenal memiliki sistem pajak yang kompetitif, dengan tarif pajak perusahaan yang relatif rendah (maksimum 17 persen) dan berbagai insentif untuk bisnis baru atau startup.
Bandingkan dengan Indonesia, di mana tarif pajak perusahaan lebih tinggi (22 persen pada 2025) dan birokrasi perpajakan sering dianggap lebih rumit,” dilansir Tribun-medan.com dari akun X @ismailfahmi.
Ia juga mengatakan Singapura menawarkan stabilitas ekonomi dan politik yang tinggi, dengan kebijakan pro-bisnis yang konsisten.
Hal ini kontras dengan Indonesia, yang meskipun berkembang pesat, masih menghadapi tantangan seperti ketidakpastian regulasi dan perubahan kebijakan yang kadang tidak terduga.
Proses pendirian perusahaan di Singapura jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan di Indonesia.
Singapura memiliki reputasi sebagai salah satu tempat termudah di dunia untuk memulai bisnis, dengan regulasi yang jelas dan minim hambatan administratif.
Di Indonesia, birokrasi sering kali dianggap lambat dan kompleks, termasuk dalam hal perizinan penerbangan.
Selain itu, Singapura adalah pusat keuangan global dan memiliki konektivitas yang luar biasa ke pasar internasional.
“Singapura juga menarik banyak investor global karena infrastrukur yang canggih, hukum yang kuat, dan perlindungan properti intelektual yang baik,” pungkasnya.
Sosok Iskandar
Dikutip dari laman resmi Calypte Holding dari RRI.co.id, Indonesia Airlines dimiliki oleh Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian.
Meski berkantor pusat di Singapura, perusahaan ini dimiliki oleh Iskandar, pengusaha asal Bireuen, Aceh, yang lahir pada 7 April 1983.
Perjalanan karier Iskandar dimulai setelah dirinya bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias pascatsunami.
Antara tahun 2006 hingga 2009, ia sempat berkarier di PLN, sebelum kemudian merambah dunia perbankan dan asuransi.
Dari sana, ia banyak berinteraksi dengan para ahli di bidang kelistrikan. Inspirasi pun muncul, membawanya untuk merintis bisnis di sektor energi.
Pada 2015, Iskandar memutuskan keluar dari dunia perbankan dan mulai mengembangkan proyek kelistrikan di Indonesia dengan menggandeng investor dari berbagai negara.
Tahun 2017, ia mendirikan perusahaan di bidang kelistrikan dengan modal yang dikumpulkannya selama berkarier di sektor keuangan.
Namun, pandemi Covid-19 membuat bisnis tersebut menghadapi tantangan berat.
Tak ingin menyerah, Iskandar pun berkolaborasi dengan rekan bisnis dari Singapura.
Dari sinilah lahir Calypte Holding Pte. Ltd., perusahaan yang kini menaungi berbagai bisnis di energi, pertanian, dan aviasi.
Armada Awal Indonesia Airlines
Dalam tahap awal operasionalnya, Indonesia Airlines akan mengoperasikan 20 pesawat, terdiri dari:
10 unit pesawat berbadan ramping, seperti Airbus A321neo atau A321LR
10 unit pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9
Dengan strategi ini, Indonesia Airlines berambisi memberikan pengalaman terbang eksklusif bagi penumpang, sekaligus menjadi pemain baru di industri penerbangan Indonesia.(medan.tribunnews.com)