"Keluarga besar ILGA dunia sangat terkejut atas kabar pembunuhan terhadap Muhsin Hendricks dan menyerikan otoritas setempat untuk menyelidiki kejahatan yang kami khawatirkan merupakan bagian dari kejahatan kebencian," ujar Direktur Eksekutif ILGA, Julia Ehrt.
Hendricks sempat mencuatkan kontroversi setelah mendirikan masjid yang menampung para gay dan lesbian sebagai perlindungan mereka.
Ia terlibat langsung dalam sebuah aksi advokasi terhadap kelompok LGBTQ dan menyatakan dirinya gay pada 1996.
Hendricks mendirikan masjid gay, Al-Ghurbaah, di Wynberg, dekat kota Cape Town, yang merupakan kampung halamannya.
Masjid itu juga berfungsi sebagai "tempat aman di mana muslim queer dan perempuan termarjinalisasi bisa melaksanakan ibadah," demikian pernyataan dari situs masjid tersebut.
Hendricks pernah menyebut ia pernah mengalami ancaman saat menjadi salah satu narasumber di film dokumenter berjudul "Radikal" pada 2022.
Namun, ia bersikeras bahwa keinginannya untuk menjadi otentik jauh lebih besar dibandingkan ketakutannya akan kematian.