Kasus miras oplosan bukan pertama kali terjadi di Kabupaten Cianjur. Pada awal April 2024 lalu atau tepatnya malam takbiran 57 pemuda di kota santri itu diamankan Polres Cianjur, selain itu ratusan botol dan puluhan plastik miras oplosan juga digunakan sebagai barang bukti.
Kejadian miras oplosan kembali terjadi di Kabupaten Cianjur belum lama ini. Untuk kejadian kali ini minuman 'setan' yang ditenggak 12 orang warga Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur itu menimbulkan korban jiwa.
Dalam kejadian ini, ada 9 orang tewas akibat menenggak alkohol 96 persen yang dicampur minuman perasa.
"Dari yang semula delapan, korban tewas akibat alkohol 96 persen yang dicampur minuman perasa tersebut bertambah jadi sembilan orang," kata Kasat Narkoba Polres Cianjur AKP Septian Pratama, Senin (10/2).
Korban kesembilan yang meninggal berinisial IK yang dirawat di RS dr Hafiz. kondisi IK sempat membaik setelah dua hari menjalani perawatan medis. "Tapi tadi malam kondisinya memburuk dan pada pukul 03.54 WIB meninggal dunia," ungkapnya.
IK menyusul 8 korban lainnya yakni G, H, E, S, J, IN, R, dan El. Untuk J dan El.
Saat ini korban minuman 'setan' yang masih dirawat tersisa satu orang yakni berinisial C. Korban masih menjalani penanganan intensif di RSUD Sayang.
"Total korban ada 12. Yang sembilan meninggal. Untuk yang tiga orang lainnya, satu orang masih dirawat dan dua orang sudah membaik sehingga diizinkan pulang," jelasnya
Septian mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kondisi ketiga korban yang selamat.
"Kita koordinasi dengan dinas kesehatan juga untuk memantau perkembangan kondisi korban yang selamat, terutama yang masih dirawat," kata dia.
Korban tewas diakibatkan menenggak alkohol murni dengan kadar 96 persen yang dicampur dengan minuman perasa. Alkohol itu dipesan salah satu korban berinisial R di toko online.
"Dia (R) membeli satu jerigen alkohol murni dengan kadar 96 persen pada hari Senin dan paketnya datang pada hari Kamis," jelas Septian.
Sempat Ditegur Warga
Warga setempat ternyata sempat menegur belasan orang yang menjadi korban 'minuman setan'. Namun teguran agar tidak berkumpul dan minum alkohol 96 persen yang dicampur minuman perasa tersebut malah nyaris berbuah keributan.
Hambali (52), salah seorang warga, mengungkapkan pada Kamis (6/2/2025) sore, para korban sudah terlihat berkumpul dan menenggak alkohol murni yang dioplos dengan minuman perasa.
Bahkan, aktivitas minum-minum tersebut berlanjut hingga Jumat (7/2/2025) dini hari. Warga yang merasa terganggu dengan aktivitas belasan orang itu pun berusaha menegur mereka.
"Tidak hanya minum dan berkumpul, mereka juga teriak-teriak sehingga mengganggu warga yang beristirahat," kata dia, Senin (10/2/2025).
Menurutnya dia dan beberapa warga sempat berusaha menegur agar mereka membubarkan diri. Tapi teguran tersebut malah direspon tidak baik.
"Sempat ditegur, tapi malah emosi. Bahkan hampir terjadi keributan. Daripada berujung bentrok, warga memilih untuk pergi," kata dia.
Bahkan, dia mengungkapkan jika aktivitas tersebut bukan terjadi satu kali, tetapi sudah sering. "Iya sering kumpul dan minum-minum yang seperti itu. Jadi warga juga sudah resah dengan aktivitas mereka," kata dia.
Menurut dia, pasca kejadian tewasnya 9 orang warga akibat 'minuman setan' tersebut, warga tidak akan mentoleransi aktivitas tersebut.
"Kami akan bubarkan kalau ada yang minum-minum seperti itu. Karena khawatir ada korban jiwa lagi," kata dia.
Di sisi lain, Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku prihatin dengan kejadian 12 orang yang menjadi korban oplosan.
Dia juga berharap peristiwa tersebut menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Upaya pemerintah dan aparat untuk memberantas minuman keras diharapkan tidak diabaikan.
"Kami turut berduka dan diharapkan ini kejadian terakhir. Kami lakukan razia rutin untuk mencegah hal seperti ini. Jangan juga karena sudah tidak ada peredaran oplosan malah jadi membeli alkohol murni di toko online. Lebih baik hindari hal yang dapat merusak tubuh," pungkasnya.
Alkohol murni itu pun diminum R bersama 11 teman lainnya. "Jadi mereka minum alkohol racikan, bukan oplosan yang kerap kami tindak. Mereka meracik sendiri, mencampurkan alkohol 96 persen dengan minuman perasa untuk diminum bersama-sama," tuturnya.
Menurut dia, para korban meminum alkohol campuran itu sejak Kamis sore hingga Jumat dini hari. "Setelah itu pada Jumat siang mulai terjadi reaksi, para korban muntah-muntah dan langsung dibawa ke rumah sakit," pungkasnya.((detik.com)