DUNIAOBERITA - Luigi Mangione, pria yang menembak mati CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, di Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada Rabu (4/12/2024), akhirnya ditangkap. Penangkapan dilakukan pada Senin (9/12/2024) di Altoona, Pennsylvania, ketika Mangione dikenali di sebuah restoran cepat saji McDonald's.
Mangione, warga Baltimore berusia 26 tahun, diketahui membawa dokumen tulisan tangan berisi keluhan terhadap sistem perawatan kesehatan AS. Dokumen tersebut menggambarkan pola pikir dan motivasi yang memicu tindakannya. Saat ini, ia menghadapi tuduhan terkait senjata dan identitas palsu di Pennsylvania, sementara tuduhan pembunuhan dari New York masih dalam proses.
Profil dan Latar Belakang Mangione
Kepala Detektif New York, Joseph Kenny, mengungkapkan bahwa Mangione memiliki latar belakang yang cukup menonjol. Lahir dan besar di Maryland, ia sempat tinggal di San Francisco dan terakhir tercatat beralamat di Honolulu, Hawaii. Mangione menempuh pendidikan di Sekolah Gilman di Baltimore, di mana ia dikenal sebagai siswa berprestasi.
Mangione adalah lulusan Universitas Pennsylvania, dengan gelar sarjana dan magister dalam ilmu komputer. Ia mendirikan klub pengembangan gim video selama masa kuliahnya. Menurut mantan teman sekelas dan koleganya, Mangione adalah sosok yang pintar dan berasal dari keluarga kaya.
Di dunia kerja, Mangione sempat menjadi teknisi data untuk TrueCar dan magang sebagai pemrogram untuk Firaxis, pengembang gim video terkenal. Ia juga diketahui berasal dari keluarga terpandang di Baltimore dengan bisnis keluarga di bidang klub pedesaan dan panti jompo.
Penangkapan dan Barang Bukti
Penangkapan Mangione terjadi setelah seorang pelanggan McDonald's mengenalinya dan melapor kepada pihak berwenang. Saat ditangkap, ia membawa pistol cetak 3D, peredam suara, dan magasin berisi enam butir amunisi 9mm. Polisi juga menemukan beberapa tanda pengenal, termasuk paspor AS dan ID palsu dari New Jersey, yang digunakan untuk menginap di asrama New York City sebelum penembakan.
Dalam pengaduan pidana, Mangione mengakui identitasnya setelah sebelumnya mencoba menggunakan nama palsu. Ia menunjukkan sikap gugup saat ditanya mengenai kunjungannya ke New York baru-baru ini.
Polisi menemukan dokumen tulisan tangan sepanjang tiga halaman di barang bawaannya. Dokumen tersebut berisi pernyataan negatif terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, dengan catatan seperti, "Parasit ini pantas mendapatkannya" dan "Saya minta maaf atas trauma yang terjadi, tetapi hal ini harus dilakukan."