Jaringan kantor terbanyak masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.412 unit. Jumlah itu menyusut 1.417 unit dari setahun sebelumnya 92.829 unit.
Dilansir dari CNBC Indonesia, pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penyebab turunnya jumlah jaringan kantor bank, khususnya ATM, juga terjadi di negara lain
Penyebab dari fenomena ini dapat dilihat dari beragam sudut pandang.
"kenyataan bahwa transaksi telah bergeser ke layanan digital (mobile banking dan aplikasi) yang mudah digunakan dan mudah diakses dari beragam tempat pilihan nasabah," kata Arianto, Rabu (5/6/24).
Selanjutnya, ada biaya investasi dan perawatan mesin ATM yang relatif tinggi. Dari sudut pandang nasabah, Arianto menyebut ada kebiasaan baru untuk menggunakan mobile banking dan aplikasi mobile untuk transaksi keuangan mereka.
"Penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Baik dari sudut pandang bank maupun nasabah, terdapat alasan logis dan strategis di balik tren ini," katanya.
Meskipun demikian, Arianto mengatakan penting untuk dicatat bahwa ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
Oleh karena itu, ia mengatakan bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, dengan tetap menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.
"Pada saatnya nanti akan ditemukan kesetimbangan baru atas penggunaan layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik," pungkas Arianto.