Pertikaian ini melibatkan dorong-mendorong, tekel, dan pukulan, dengan beberapa anggota parlemen menyerbu kursi pembicara, melompati meja, dan menarik rekan-rekannya ke lantai.
Setelah ketenangan sementara, perkelahian kembali pecah di sore hari.
Dalam kekacauan tersebut, beberapa anggota parlemen terlihat mengenakan helm perang.
Oposisi mendesak agar parlemen memiliki wewenang pengawasan lebih besar terhadap pemerintah, termasuk mengusulkan kriminalisasi pejabat yang memberikan pernyataan palsu di parlemen.