Lan dinyatakan bersalah melakukan penipuan uang tunai dari Saigon Commercial Bank (SCB) selama satu dekade.
"Tindakan terdakwa, mengikis kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Partai (Komunis) dan negara," bunyi putusan pengadilan Ho Chi Minh City.
Pengadilan Ho Chi Minh City menolak argumen pembelaannya, menyatakan bahwa tindakannya merusak kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Partai Komunis dan negara.
Lan membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan bawahannya.
Sebanyak 85 orang lainnya juga menghadapi putusan dan hukuman atas tuduhan serupa, termasuk penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan, perampasan, dan pelanggaran hukum perbankan.
Lan disebut menggelapkan 12,5 miliar dolar AS, tetapi total kerugian akibat penipuan tersebut diperkirakan mencapai 27 miliar dolar AS, setara dengan enam persen PDB Vietnam pada tahun 2023.
Hukuman mati yang dijatuhkan terhadap Lan dan yang lainnya merupakan bagian dari upaya pemerintah Vietnam untuk memberantas korupsi yang melibatkan banyak pejabat dan elit bisnis negara itu.
Lan, yang menikah dengan seorang pengusaha kaya asal Hong Kong yang juga diadili, dituduh membuat aplikasi pinjaman palsu untuk menarik uang dari SCB, di mana dia memiliki 90 persen saham. Polisi telah mengidentifikasi sekitar 42.000 korban skandal ini.
Lan mengungkapkan keputusasaannya dalam pidato terakhir di pengadilan, menyatakan pemikiran untuk bunuh diri.
"Dalam keputusasaan saya, saya memikirkan kematian,"ungkapnya.
"Saya sangat marah karena saya cukup bodoh untuk terlibat dalam lingkungan bisnis yang sangat sengit ini, sektor perbankan, yang hanya sedikit saya ketahui."
Setelah penangkapannya pada Oktober 2022, protes terjadi di ibu kota Hanoi dan Kota Ho Chi Minh, yang jarang terjadi di negara komunis Vietnam. Lebih dari 4.400 orang telah didakwa dalam pemberantasan korupsi di Vietnam sejak tahun 2021.
