Oleh: Saiful Huda Ems.
Pada akhirnya Jokowi nampaknya mulai lupa bahwa dia bisa hebat dan besar bukan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh kerja team, parpol pendukung dan relawannya, hingga politisi lokal dari desa itu populer di seantero dunia. Jokowipun kemudian semakin lama semakin lupa diri, tidak menghargai orang-orang yang menyukseskannya, malahan perangai politiknya kerap membuat susah gerak para pendukungnya sendiri yang bergerak dengan idealismenya tanpa bayaran darinya dan dari APBN !.
Renungkan betapa gerombolan pengacau ideologi negara selama ini bukan dilawan dan dihadapi oleh Jokowi sebagai Pemimpin Nasional, melainkan oleh orang-orang pendukungnya yang bergerak secara tulus dan independen. Namun apa yang terjadi? Jokowi tidak malah memperkuat orang-orang yang menghadapi dan melawan gerombolan-gerombolan radikalis, intoleran yang bergerak secara independen dan tulus itu, melainkan Jokowi malah mengapresiasi para begundal-begundal negara yang para pendukungnya lawan mati-matian itu !.
Memang sangat banyak alasan pembenaran dari siapapun yang sudah lama terjebak pada kultus individu seorang Jokowi, hingga kesalahan apapun dari Jokowi termasuk inkonsistensinya Jokowi akan selalu ditutupi dan dibenar-benarkannya. Jika sudah demikian, kita ini sesungguhnya pembela rakyat apa pembela Jokowi? Kita ini sesungguhnya ingin memperjuangkan harkat dan martabat rakyat, apa ingin memperjuangkan harkat dan martabat Jokowi?.
Sebelum Jokowi terpilih sebagai Presiden R.I ke tujuh, Jokowi mengatakan tidak akan menaikkan harga BBM, Jokowi tidak akan membuat program BLT karena itu baginya akan membuat rakyat menjadi malas dan manja, Jokowi juga akan menjual mobil produk dalam negeri (ESEMKA) secara besar-besaran, hingga bangsa ini tidak perlu lagi import mobil dari luar negeri, Jokowi akan memperkuat KPK 10x lipat, Jokowi mengatakan Pemerintah R.I dibawah kepemimpinannya nanti tidak akan lagi berhutang ke luar negeri dll. Apakah semua janji Jokowi itu benar-benar telah Jokowi tepati? Tidak bukan?.
Jokowi ternyata sama saja dengan SBY, bahkan lebih norak daripada SBY ! Jika SBY telah memaksakan AHY dan IBAS sebagai pemimpin-pemimpin elite Partai Demokrat, Jokowi dengan caranya yang berbeda pun sama melakukannya, bahkan Jokowi malah mendukung anaknya yang bungsu Kaesang menjadi Ketum PSI. Padahal Kaesang tidak punya pengalaman sedikitpun menjadi pengurus partai politik ! Jika AHY ditetapkan menjadi Ketum Partai Demokrat melalui Kongres meskipun penuh rekayasa, namun Kaesang ditetapkan jadi Ketum Partai Solidaritas Indonesia melalui kongkow-kongkow mendadak, tak beda halnya dengan sekerumunan orang yang sedang makan kacang rebus, kemudian tidak ada panas tidak ada hujan langsung menunjuk seseorang di antaranya untuk jadi pemimpin. Pendidikan politik macam apa ini? Demokrasi cap apakah ini?!.
Bagaimana nantinya Kemenkumham mengesahkan Ketum PSI baru yang dilakukan seperti itu? Berkas formulir pengesahan Parpol dari Kemenkumham yang menanyakan Ketum PSI dipilih melalui apa, Kongres, Munas apa Muktamar? Apakah PSI akan mengisinya dengan jawaban Ketum dipilih melalui kongkow-kongkow? Hora hore terus main tunjuk hidung anak presiden untuk menjadi Ketum? Sekali lagi ini semua memalukan, tragedi demokrasi dan suksesi kepemimpinan Parpol yang terburuk sepanjang sejarah !.
Apakah hal yang seperti demikian akan tetap kita benarkan dan kita bela dengan mengatakan semua ini merupakan langkah catur Jokowi yang terhebat, yang tidak akan mudah difahami oleh siapapun? Lalu perlukah semua itu saya jawab, "ya itu langkah catur Jokowi yang hanya bisa difahami oleh makhluk halus?". Rakyat Indonesia ini sudah berpuluh tahun belajar dan terlibat langsung dalam proses demokrasi di negeri ini, kami bukan gerombolan orang-orang tolol yang membuang jauh akal sehat, kami Rakyat Indonesia yang masih waras, tolong jangan berusaha kelabuhi kami, hanya demi untuk penampilan hebat seseorang yang sudah lupa diri !.
Akhir kata ingin sekali saya ingatkan, bahwa TIDAK ADA SUPERMAN, YANG ADA SUPER TEAM ! Jangan pernah menganggap diri anda hebat dapat memajukan Indonesia hanya oleh pikiran anda sendiri ! Monstitusi maupun Peraturan Perundang-undangan dibuat bukan oleh satu orang dan oleh satu pikiran, melainkan oleh banyak orang dan melalui proses kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat panjang ! Orang akan selalu nampak hebat ketika orang itu masih berkuasa, namun orang akan nampak sekali kelemahannya ketika ia sudah kembali menjadi rakyat biasa, kecuali dia seorang yang lahir dan dibesarkan dari Parpol maupun Ormas yang sudah sangat mengakar dan menjadi dambaan jutaan rakyat yang sangat mencintainya.
Orang-orang demikian adalah orang-orang yang tidak hanya sanggup menggerakkan pikiran rakyatnya, melainkan pula sanggup menggerakkan hati rakyatnya. Biasanya mereka selain menjadi pemimpin politik nasional juga seorang pemimpin spiritual. Pertanyaannya, apakah Jokowi sudah berada di level ini? Tidak ! Jokowi selama ini hanya sanggup memukau pikiran orang, namun Jokowi belum berada di level pemimpin yang sanggup menggerakkan hati berjuta-juta orang. Maka jika Jokowi sudah tak lagi menjadi Presiden, saya khawatir Jokowi akan segera tertimbun oleh popularitas dan kewibawaan pemimpin baru yang siap menyongsong masa depan !.
Saya dari dulu bukan berada di kubu para pembenci Jokowi. Saya dari dulu tidak berada di barisan oposisi Jokowi. Tetapi saya dari dulu selalu berada di barisan pendukung Jokowi, maka apa yang semua saya katakan disini, tiada lain dan tiada bukan adalah bentuk kecintaan saya sama Jokowi, yang tidak menginginkan Jokowi mengahiri kepemimpinan nasionalnya dengan catatan buruk dan yang kemudian akan menjadi Presiden R.I yang pertamakalinya mendekam di penjara, setelah dikejar-kejar oleh musuh-musuh politik lamanya.
Inilah yang sesungguhnya mati-matian saya cegah, karena bagaimanapun saya akan tetap setia dengan janji saya semula, yakni ketika pertamakalinya mendukung Jokowi dari Cagub DKI Jakarta hingga Capres R.I di periode pertama dan kedua kalinya. Sampai saat ini saya masih mencintai Jokowi, namun jika di akhir masa jabatannya Jokowi sudah melenceng, maka tanggung sendiri akibatnya, sebagai pendukungnya saya hanya bisa mengingatkannya...(SHE).
27 September 2023.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer, Aktivis '98, mantan Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia se Jerman (PPI) di Berlin tahun 1994-1995, yang dari tahun 2018 sampai sekarang menjadi Ketum Ormas HARIMAU JOKOWI.