"Kecil sih kalau menurut saya ya...Ini rada aneh juga sih saya juga bingung, misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa menghubungi kita," kata Ris Astuti kepada wartawan, Sabtu (12/11).
Selain itu, ia juga menyampaikan, bahwa kondisi ekonomi korban dalam kondisi yang cukup.
"Ya sedang-sedang saja, enggak ada keluhan dan sebagainya. Ya, istilahnya standar lah umum," kata dia.
Lebih lanjut ia menuturkan, mendiang adiknya (RM) berjualan kue, sementara sang suami itu bekerja kantoran.
"Kerjanya dulu jual kue. Tapi yang bapaknya di kantor. Kantoran, kerja kantoran. Tapi dulu, belakangan kita enggak tau ya karena lepas kontak," tegas Ris. Ia mengatakan telah lima tahun putus kontak dengan keluarga korban, dan terakhir kali bertemu ketika korban masih tinggal di Gunung Sahari.
Hal senada juga disampaikan oleh adik ipar mendiang RM, Handoyo (64) yang heran, jika korban tewas kelaparan, karena korban dapat menghubungi sanak saudaranya.
Ia mengaku kaget mendengar kabar kematian dari adik iparnya itu.
"Kita justru kaget ya kalau memang dia tidak mampu kenapa dia tidak menghubungi saudara atau mungkin minta tolong tetangga tapi tidak ada sama sekali, sehingga kita juga kaget baru tahu kalau sampai begitu parahnya," kata Handoyo. (duniaoberita/CNN)