Dikabarkan bahwa hasilnya, ada lima produk terindikasi cemaran etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di atas ambang normal, salah satunya Termorex Sirup (obat demam) yang diproduksi oleh PT Konimex.
Menanggapi hal tersebut, Chief Executive Officer PT Konimex Rachmadi Joesoef, mengatakan BPOM sendiri belum bisa memastikan penggunaan obat dalam bentuk sirup dengan kandungan EG dan DEG memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.
Meski demikian, ia memastikan seluruh obat yang diproduksi Konimex tidak menggunakan bahan baku EG dan DEG.
"PT Konimex menyatakan bahwa seluruh obat dalam bentuk sirup yang kami produksi tidak menggunakan bahan baku EG dan DEG," katanya.
Joesoef mengatakan Konimex juga memastikan bahan baku yang digunakan dari mitra pemasok telah memenuhi persyaratan sesuai buku standar obat yang dikeluarkan oleh badan resmi Pemerintah (Farmakope).
"PT Konimex memahami langkah antisipatif yang diambil oleh pihak berwenang melalui Surat Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor: R-PW.01.12.35.352.10.22.1698, perihal: Penghentian Produksi, Distribusi, dan Penarikan Kembali (recall) Obat, tertanggal 17 Oktober 2022 yang kami terima pada tanggal 20 Oktober 2022," jelasnya.
Untuk itu, saat ini Konimex sedang mempersiapkan langkah untuk melakukan penghentian produksi, distribusi dan penarikan kembali (recall) produk Termorex Sirup 60ml dengan nomor batch: AUG22A06, sesuai surat edaran dari BPOM.
Lebih lanjut lanjut Joesoef menjamin keamanan dan kualitas bahan baku, proses produksi dan distribusi seluruh lini produknya sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), termasuk produk Termorex yang pertama kali diproduksi 34 tahun lalu.
"PT Konimex juga senantiasa mematuhi segala kebijakan dan aturan yang ditetapkan pihak berwenang, guna memastikan semua lini produk kami aman dikonsumsi masyarakat," katanya.
"PT Konimex tengah berkoordinasi dengan BPOM RI dan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa seluruh produk Konimex dalam sediaan sirup telah melalui proses produksi sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan aman untuk dikonsumsi sesuai anjuran," tutup dia. (duniaoberita-sumber : Detik)