"Beliau itu enggak pernah absen jemaah Subuh. Kalau lagi di rumah, pasti jemaah tarawih dan salat lainnya," ungkap salah satu jemaah yang minta tidak diekspos namanya kepada JPNN.com, Rabu (28/4).
Biasanya sehabis salat berjemaah, Munarman menyempatkan diri ngobrol bersama jemaah lain. Yang dibahas adalah masalah pembangunan masjid.
Diceritakannya, beberapa bulan lalu sebelum kasus HRS mencuat, Munarman sempat memberikan sumbangan Rp100 juta untuk menaikkan kubah masjid. Munarman ingin, Masjid Ar Rohmat bisa cepat selesai pembangunannya.
"Beliau kalau kerja suka pakai ojek warga kampung. Enggak ada jeda antara beliau dengan warga kampung," ucapnya.
Dia juga memberikan kesaksian kalau Munarman dan keluarganya tidak tampak seperti penganut paham radikal. Karena istri dan empat anaknya bergaul seperti layaknya masyarakat umum. Tidak menyendiri dan berkelompok.
"Mbaknya (asisten rumah tangga) juga suka pakai baju pendek, enggak panjang. Enggak pakai jilbab juga, makanya kami terkejut sekali dengan kejadian kemarin,' tuturnya dengan nada prihatin.